Pimpinan DPP PDIP sekalian Pimpinan DPR RI Puan Maharani mengunggah momen bersama beberapa pimpinan universal partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju( KIM). Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno memperhitungkan unggahan itu menunjukkan kemauan kokoh Puan bergabung dengan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
” Ini jadi sinyal kokoh dari Puan Maharani yang ialah kader berarti di PDIP kalau atmosfer hati Puan Maharani itu mau jadi bagian dari koalisi Prabowo Subianto secara universal,” kata Adi kepada wartawan, Kamis( 16/ 1/ 2025).
Adi paham betul perilaku formal PDIP baru hendak diputuskan dikala kongres mendatang. Walaupun begitu, Adi menyangka unggahan tersebut selaku perilaku politik Puan selaku salah satu elite PDIP.
” Untuk aku, unggahan Puan selaku wujud penegas kalau sesungguhnya iman politik Puan 100% mau bersama dengan koalisi Prabowo Subianto,” jelasnya.
” Tetapi soal perilaku formal PDIP sesungguhnya nunggu gimana perilaku mereka diputuskan dalam kongres PDIP yang katanya dilaksanakan dalam bulan April. Umumnya perilaku politik formal PDIP nunggu gimana pidato politik Megawati Soekarnoputri,” tambahnya.
Adi pula menyoroti statment beberapa elite PDIP yang siap bekerja sama dengan Prabowo walaupun tidak masuk kabinet. Tidak hanya itu, kata ia, PDIP serta Gerindra telah lama menjalakan kerjasama politik.
” Aku kira lama- lama belum lama ini telah mulai terkuak dari pernyataan- pernyataan elite PDIP lain kalau PDIP itu tidak jadi oposisi, siap bekerja sama dengan Prabowo Subianto walaupun tidak terdapat kader- kader PDIP yang setelah itu masuk kabinet,” ucapnya.
Adi setelah itu berdialog menimpa Undang- Undang No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, serta DPRD( MD3) yang tidak jadi direvisi. Baginya, perihal tersebut dapat jadi indikator kalau ikatan PDIP serta Gerindra sepanjang ini baik- baik saja.
” Sesungguhnya PDIP dengan Gerindra semenjak lama melaksanakan kerja sama politik, misalnya, kala tidak terdapat pergantian apapun terpaut pergantian MD3 jadi ciri kalau ikatan PDIP serta Gerindra baik- baik saja. Jika ikatan PDIP serta Gerindra tidak baik- baik saja sangat bisa jadi UU MD3 itu diganti serta Pimpinan DPR nya bukan Puan Maharani dari PDIP,” terangnya.
” Begitu pula misalnya dengan perlengkapan kelengkapan dewan di DPR kan banyak dari kader PDIP. Misalnya, banggar dari PDIP Said Abdullah, pimpinan komisi pula banyak dari PDIP. Ini menegaskan kalau PDIP masih dikira sahabat, masih dikira teman, serta dikira kerabat oleh Gerindra selaku partai pemenang Pilpres,” lanjutnya.
Puan lebih dahulu mengunggah sebagian cuplikan momen yang disatukan dalam suatu video di akun Instagramnya,@puanmaharani, semacam dilihat, Selasa( 14/ 1). Nampak terdapat beberapa cuplikan Puan Maharani bersama masing- masing pimpinan universal partai politik di Indonesia https://ar-raniry.id/ .
Nampak cuplikan awal Puan bersama Prabowo Subianto. Setelah itu, nampak pula cuplikan Puan bersama Ketum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, mantan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Partai NasDem Surya Paloh, Ketum Partai Demokrat AHY, serta Plt Ketum PPP Mardiono.
Setelah itu, sambil cuplikan video itu berjalan, terdengar suara Puan. Ia bicara terpaut Indonesia bukan buat satu orang maupun satu kalangan.
” Boleh saja kita berbeda pemikiran politik, berbeda partai politik, namun kita wajib senantiasa ingat negeri Indonesia bukan satu negeri buat satu orang, bukan satu negeri buat satu kalangan, satu buat seluruh, seluruh buat satu, all for one, one for all,” kata Puan semacam dalam video.
Tidak hanya itu, Puan berdialog tentang keutuhan serta persatuan pada caption artikel tersebut. Ia menekankan keutuhan serta persatuan bangsa jauh lebih berarti di atas segalanya.
” Terdapat yang jauh lebih berarti di atas seluruh kepentingan, ialah keutuhan serta persatuan bangsa,” ucap Puan.